Kolaborasi Pemerintah, Media, dan Industri untuk Kurangi Beban Kanker Payudara di Indonesia
29 September 2025 21:44 WIB
Riko Marbun
.jpeg)
Photo: fan/istimewa
Jakarta, Sonora.co.id - Kanker payudara masih menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat di Indonesia. WHO mencatat, satu dari enam kasus kanker di Indonesia adalah kanker payudara. Lebih dari 60 persen pasien terdiagnosis pada stadium lanjut, sehingga menurunkan peluang kesintasan sekaligus membebani sistem pembiayaan kesehatan. Sebagian besar alokasi dana JKN/BPJS untuk kanker terserap pada penanganan kasus stadium III dan IV yang membutuhkan biaya tinggi.
Tingginya angka kasus baru dan keterlambatan diagnosis membuat pemerintah menempatkan kanker payudara sebagai prioritas nasional. Targetnya, angka kematian dapat ditekan melalui deteksi dini dan perawatan tepat waktu.
WHO sendiri menargetkan penurunan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 2,5 persen per tahun hingga 2040. Target ini hanya bisa dicapai bila 60 persen kasus terdeteksi pada stadium awal serta 80 persen pasien menyelesaikan terapi multimodal secara lengkap.
“Prioritas utama pemerintah adalah menurunkan keterlambatan diagnosis dan meningkatkan akses pengobatan. Tentunya, hal ini harus sejalan dengan peningkatan kepedulian serta kesadaran masyarakat. Di sini peran media sangat penting,” tegas Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam Forum Jurnalis Kesehatan perdana di Jakarta, Senin (29/9/2025).
Forum ini terselenggara berkat kerja sama Kementerian Kesehatan RI dengan Roche Indonesia dengan tema “Menurunkan Beban dan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara: Strategi, Aksi, Kolaborasi”. Acara ini diikuti 24 jurnalis dari 22 media dan diharapkan menjadi platform berkelanjutan untuk memperkuat literasi kesehatan publik melalui pemberitaan yang berbasis data, akurat, dan etis.
Ketua Tim Kerja Kanker Kemenkes RI, dr. Endang Lukitosari, MPH, menambahkan bahwa pemerintah tengah memfinalisasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Kanker Payudara sebagai langkah strategis bersama dengan mitra pembangunan, termasuk Roche. Selain itu, akan dimulai pula pilot penanganan kanker payudara di daerah terpilih yang diharapkan menjadi standar baru layanan kanker di Indonesia.
Dari sisi klinis, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Dr. dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menurunkan stadium saat diagnosis.
“Kanker payudara bisa disembuhkan, terutama bila ditemukan dini. Optimisme pasien juga berperan penting dalam keberhasilan terapi,” ujarnya.
Suara pasien turut diwakili oleh Ketua Umum sekaligus pendiri Cancer Information & Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli, SH, MH. Ia menegaskan penyintas masih menghadapi stigma sosial, beban biaya, dan minimnya informasi akurat. Menurutnya, kerja sama erat antara pemerintah, tenaga kesehatan, industri, masyarakat, dan media menjadi kunci untuk menjawab tantangan tersebut.
President Direktur Roche Indonesia, Sanaa Sayagh, menegaskan komitmen pihaknya dalam memperkuat sistem layanan kesehatan nasional.
“Kami mendukung penyusunan RAN Kanker Payudara, pilot penanganan kanker, hingga peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Forum ini juga bagian dari komitmen kami memberdayakan masyarakat melalui informasi yang akurat,” ujarnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor, diharapkan beban kanker payudara di Indonesia dapat ditekan, sekaligus meningkatkan angka harapan hidup pasien.
Tingginya angka kasus baru dan keterlambatan diagnosis membuat pemerintah menempatkan kanker payudara sebagai prioritas nasional. Targetnya, angka kematian dapat ditekan melalui deteksi dini dan perawatan tepat waktu.
WHO sendiri menargetkan penurunan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 2,5 persen per tahun hingga 2040. Target ini hanya bisa dicapai bila 60 persen kasus terdeteksi pada stadium awal serta 80 persen pasien menyelesaikan terapi multimodal secara lengkap.
“Prioritas utama pemerintah adalah menurunkan keterlambatan diagnosis dan meningkatkan akses pengobatan. Tentunya, hal ini harus sejalan dengan peningkatan kepedulian serta kesadaran masyarakat. Di sini peran media sangat penting,” tegas Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam Forum Jurnalis Kesehatan perdana di Jakarta, Senin (29/9/2025).
Forum ini terselenggara berkat kerja sama Kementerian Kesehatan RI dengan Roche Indonesia dengan tema “Menurunkan Beban dan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara: Strategi, Aksi, Kolaborasi”. Acara ini diikuti 24 jurnalis dari 22 media dan diharapkan menjadi platform berkelanjutan untuk memperkuat literasi kesehatan publik melalui pemberitaan yang berbasis data, akurat, dan etis.
Ketua Tim Kerja Kanker Kemenkes RI, dr. Endang Lukitosari, MPH, menambahkan bahwa pemerintah tengah memfinalisasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Kanker Payudara sebagai langkah strategis bersama dengan mitra pembangunan, termasuk Roche. Selain itu, akan dimulai pula pilot penanganan kanker payudara di daerah terpilih yang diharapkan menjadi standar baru layanan kanker di Indonesia.
Dari sisi klinis, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Dr. dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menurunkan stadium saat diagnosis.
“Kanker payudara bisa disembuhkan, terutama bila ditemukan dini. Optimisme pasien juga berperan penting dalam keberhasilan terapi,” ujarnya.
Suara pasien turut diwakili oleh Ketua Umum sekaligus pendiri Cancer Information & Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli, SH, MH. Ia menegaskan penyintas masih menghadapi stigma sosial, beban biaya, dan minimnya informasi akurat. Menurutnya, kerja sama erat antara pemerintah, tenaga kesehatan, industri, masyarakat, dan media menjadi kunci untuk menjawab tantangan tersebut.
President Direktur Roche Indonesia, Sanaa Sayagh, menegaskan komitmen pihaknya dalam memperkuat sistem layanan kesehatan nasional.
“Kami mendukung penyusunan RAN Kanker Payudara, pilot penanganan kanker, hingga peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Forum ini juga bagian dari komitmen kami memberdayakan masyarakat melalui informasi yang akurat,” ujarnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor, diharapkan beban kanker payudara di Indonesia dapat ditekan, sekaligus meningkatkan angka harapan hidup pasien.
News
View MoreOur Services

Sonora Education And Talent Management
Empowering Talent Development & Soft Skills Training.

Research Solution
Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives